Jumat, 08 Oktober 2010

banksy seniman jalanan

Bansky adalah seniman misterius. Warga Bristol, Inggris, (kota kelahiran Banksy) pasti tahu benar bagaimana sisi misterius seniman yang tak pernah menampakkan wujudnya di muka publik itu. Mereka hanya bisa merasakan apa akibat yang telah dilakukan seniman grafiti itu terhadap tembok-tembok bangunan di kota mereka. Artinya, mereka hanya mengenal Banksy lewat grafiti-grafiti di tembok-tembok bangunan di kota mereka, tanpa mengetahui identitas Banksy itu sendiri.

Penghuni kota-kota di Inggris adalah orang-orang yang beruntung sekaligus orang yang yang pernah ‘terusik’ karena kehadiran Bansky. Sebagian orang merasa beruntung karena kota mereka diwarnai dengan seni visual yang amat artistik, bahkan sekarang sangat berharga mahal. Tapi, ada juga yang merasa ‘terusik’ saat tembok rumah atau bangunan umum di kota itu sudah penuh dengan grafiti Bansky. Mereka bertanya, kapan grafiti itu dibuat?

Awalnya, mereka tidak mengetahui siapa pembuatnya. Tapi, lama-lama, dari karakter grafiti-grafiti itu, mereka pun tahu kalau itu semua ‘ulah’ Banksy. Mereka protes kepada walikota, tapi anehnya Banksy malah mendapat dukungan dari warga kota yang di kemudian hari menganggap karya-karya Banksy sebagai karya seni langka dan bernilai tinggi.

Kehadiran Banksy di kota-kota Inggris dimulai pada tahun 1992-1994. Menurut penulis otograf Tristan Manco, Banksy mengawali ‘kegilaannya’ dengan menjadi crew Bristol’s DryBreadZ Crew (DBZ), bersama dua seniman grafiti Kato dan Tes. Di sini Banksy mulai tertarik dengan aktivitas ‘Bristol Underground Scene’ yang banyak menghasilkan karya-karya mural dan stensil.

Tapi, Banksy berhasil menciptakan teknik dan gayanya sendiri, meski banyak pengamat yang mengatakan karya-karya stensilnya mengadopsi karya-karya Blek le Rat dari Prancis, yang dikenal sebagai ‘the Godfather’ stensil abad ini.

Karya-karya visual Banksy memang lain. Kebanyakan berisi pesan yang bersifat satire (mengkritik), humor dengan tema-tema anti-perang, anti kapitalis, anti-anarki dengan simbol-simbol seperti anak kecil, orangtua, monyet, tikus, tentara dan polisi.

Banksy effect
Tahun 2006 sejumlah selebritis dunia pernah terkena efek kegilaan Banksy. Orang-orang menyebutnya ‘Banksy Effect’, dimulai saat Christina Aguilera membeli karya stensil Banksy yang menggambarkan Ratu Victoria, Inggris’ sebagai lesbian, seharga 25 ribu poindsterling.

Banksy juga pernah membuat karya ‘painting’ dengan menggunakan model Kate Moss dengan style Marilyn Monroe yang pernah dibuat Andy Warhol. Sebanyak enam potret Kate Moss itu dipamerkan di Sotheby London dengan harga £200,000 per potret. Tak hanya itu, Banksy juga pernah membuat kejutan dengan membuat potret Monalisa dengan cat asli menetes dari matanya.

Oktober 2007, Brad Pitt dan Angelina Jolie bahkan rela mengeluarkan kocek 2 juta dollar AS untuk satu karya Banksy yang dipamerkan di sebuah galeri di London. Sebelumnya, dalam sebuah pameran yang turut dihadiri kalangan selebritis ‘underground’, karya Bansky berhasil mencetak uang 6,5 juta dollar AS hanya dalam dua jam. Aktris dan aktor Hollywood, Ashley Olsen dan Dennis Hopper, dikabarkan juga pernah membeli karya Banksy, yang memakai potret (simbol) tikus.

Ketertarikan sejumlah selebritis dengan karya-karya Banksy memang sempat menjadi sorotan publik. Jurnalis Max Poster kemudian menyebutnya dengan istilah ‘the Banksy effect’.

Kalau dipikir-pikir, Banksy memang rada aneh. Tapi, justru keanehan itulah yang membuat ‘harga jual’-nya sebagai seniman sangat mahal. Di tahun 2007, karya-karya Banksy semakin dikagumi. Tak sedikit yang rela mengeluarkan uang hingga ratusan ribu pounds untuk sebuah karya grafiti Banksy.

Di antaranya, ‘Bombing Middle England’, ‘Balloon Girl’, ‘Bomb Hugger’, ‘Ballerina With Action Man Parts’, ‘Glory’, ‘Untitled’. Semuanya dibeli dengan mahal oleh pengagum Banksy. Suatu kali, entah karena senang atau apa, Banksy pernah mengupdate websitenya dengan kalimat:

“I Can’t Believe You Morons Actually Buy This Shit.”

Banksy tak percaya kalau orang-orang akan mengagumi karya-karyanya.

Banksy of England
Suatu hari di bulan Agustus 2008, Banksy membuat karya manipulasi uang pecahan £10, dengan mengganti gambar kepada Queen Elizabeth dengan kepada Princess Diana. Teks “Bank of England” kemudian diganti menjadi “Banksy of England”.

Seseorang kemudian mempertunjukkan karya gila Banksy yang dibuat pada sebongkah tembok itu ke keramaian di Notting Hill Carnival pada tahun itu juga. Dari situ kemudian dibawa ke beberapa toko souvenir di Inggris, juga Santa Ghetto Exhibition. Beberapa orang mengambil foto karya itu dan mencetaknya dengan harga masing-masing £200 via eBay.

Ya, beruntunglah memang yang bisa memiliki karya Banksy saat ini. Banksy yang dulunya dianggap sebagai ‘sampah masyarakat’ karena sering mengotori kota dengan grafiti kini dianggap sebagai seniman besar. “Sekarang, kalau ada karya Banksy di sebuah kota, itu malah jadi sebuah kebanggaan,” ujar Jonson Pasaribu, pekerja seni visual Medan, pengagum Banksy.

Januari 2010 lalu, kisah misterius Banksy telah didokumentasikan dalam sebuah film berjudul ‘Exit Through the Gift Shop’. Film yang menampilkan proses ‘misterius’ pembuatan 10 karya street art Banksy di kawasan Park City and Salt Lake City ini, pertama kali diputar di Sundance Film Festival, Park City Utah, 24 Januari. Sayangnya, film ini belum beredar di Indonesia.

Kisah Banksy memang menarik. Dia hanya ingin orang mengenalnya lewat karyanya. Mungkin, baginya identitas tak ada apa-apanya bila tanpa kreatifitas. Jadi, sebenarnya, kita pun tak perlu harus mencari tahu bagaimana wujudnya. Yang jelas, Bansky masih hidup dan masih berkarya sampai sekarang. Ia masih hadir bagai ‘pencuri di malam hari’ di kota-kota di penjuru dunia, dan paginya meninggalkan ‘jejak’ berupa mural atau grafiti…

(data dan foto dirangkum dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih kang mas mbak yuu yang telah mengunjungi blog saya, jangan lupa komen diatas yaa...